URGEN



Dari tumpukan surat di meja saya, biasanya surat yang bagian depan sampulnya bertanda kata urgen saya buka paling dahulu. Sebab, bukankah urgen berarti mendesak dan penting? Dalam Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia, Jus Badudu (2003) mengartikan urgen – “sangat penting dan sangat mendesak sehingga diperlukan tindakan segera atau pelaksanaannya”.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III urgen – “mendesak sekali
pelaksanaannya, sangat penting”. Dalam Tesaurus Bahasa Indonesia, Eko
Endarmoko (2007) menyinonimkan urgen dengan genting, kritis, krusial,
penting. Farida Soemargono dan Winarsih Arifin (1991) pada
Dictionnaire Francais Indonesien, Kamus Perancis Indonesia juga
menyebut urgent berarti “penting (harus lekas dikerjakan)”. Dalam
Kamus Inggris Indonesia (1995), John M Echols dan Hassan Shadily pun
menerjemahkan urgent need menjadi “kebutuhan penting”.
Namun, Wayne B Kraus bersama Johanes Manhitu dan Isanuddin Siregar
(2005), dalam Kamus Ringkas Inggris-Indonesia TruAlfa, mengartikan
urgent – “hangat, urgen, darurat, sangat mendesak, memerlukan tindakan
segera”. Dalam Kamus Belanda-Indonesia susunan Susi Moeimam dan Hein
Steinhauer (2005), arti urgent adalah yang mendesak. Menurut The New
Oxford Dictionary of English (1998), urgent berarti “menuntut tindakan
atau perhatian segera”, atau “dilakukan sebagai tanggapan terhadap
situasi yang menuntut tindakan segera”. Dalam The New International
Webster’s Comprehensive Dictionary of the English Language (2003),
urgent berarti “memerlukan perhatian tepat waktu”.
Sementara itu, Ram Charan bersama Geri Willigan dalam buku Know How
yang terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia diterbitkan oleh Gramedia
Pustaka Utama (2007) antara lain menulis: “Bila memilih prioritas,
Anda harus memilih di antara empat prioritas: apa yang penting, apa
yang mendesak (urgent), apa yang jangka panjang versus jangka pendek,
dan apa yang realistis dan versus visioner”. Di sini jelas pengertian
penting dan urgen tidak sama.
Menurut Stephen R Covey (1990) dalam The 7 Habits of Highly Effective
People, dua faktor yang mendefinisikan suatu aktivitas ialah urgen dan
penting. Urgen berarti berada dalam situasi yang menuntut perhatian
segera, misalnya telepon kita berdering. Biasanya hal-hal urgen
mendesak kita berbuat, sering menyenangkan, tetapi kerap tidak
penting. Di sisi lain, hal penting terkait dengan hasil-hasil. Sesuatu
yang penting menyumbang ke arah misi kita, nilai-nilai kita,
tujuan-tujuan yang kita prioritaskan. Kita bereaksi terhadap hal-hal
urgen. Namun, hal-hal penting yang tak urgen lebih menuntut proaktivitas.
Di sini Covey menyodorkan matriks manajemen waktu dengan empat
kuadrannya. Isi kuadran I adalah hal-hal urgen dan penting, kuadran II
hal-hal tidak urgen, tetapi penting, kuadran III hal-hal urgen dan
tidak penting, dan kuadran IV hal-hal tidak urgen dan tidak penting.
Dengan mengurusi hal-hal tidak urgen, tetapi penting, kuadran II
adalah jantung manajemen personal yang efektif. Dalam First Things
First, Covey (1995) menegaskan bahwa mengetahui dan melakukan apa yang
penting, dan bukannya sekadar bereaksi atas apa yang urgen, merupakan
hal mendasar untuk mendahulukan yang utama.
Dengan pembedaan antara urgen dan penting, kita bisa belajar memprioritaskan hal-hal penting yang tidak urgen agar bebas dari tirani urgensi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Simbol-Simbol yang Digunakan dalam Hak Kekayaan Intelektual

Review Jurnal

Minimnya Lahan Permukiman Penduduk yang Mengakibatkan Berkurangnya Lahan Terbuka Hijau